Pasca keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) pada tahun 2020, dinamika politik slot server thailand super gacor dan ekonomi di dalam Uni Eropa mengalami perubahan signifikan. Salah satu negara yang paling terdampak dari pergeseran ini adalah Belanda. Sebagai negara kecil dengan ekonomi terbuka dan orientasi perdagangan yang kuat, Belanda selama ini kerap berpihak pada Inggris dalam banyak isu kebijakan Uni Eropa. Namun, dengan absennya Inggris dari meja perundingan Eropa, Belanda kini menghadapi tantangan baru dalam menentukan posisi dan strateginya di dalam blok tersebut.
Sejarah Kuat Hubungan Belanda-Inggris dalam Uni Eropa
Selama bertahun-tahun, Inggris dan Belanda menjalin aliansi yang erat di dalam Uni Eropa, terutama dalam isu-isu seperti liberalisasi pasar, pengendalian anggaran Uni Eropa, dan pembatasan integrasi politik lebih lanjut. Keduanya mewakili kepentingan negara-negara anggota yang lebih mengedepankan kebijakan pasar bebas dan skeptis terhadap integrasi fiskal dan politik yang lebih dalam. Dengan keluarnya Inggris, Belanda kehilangan salah satu mitra strategis utama dalam menyeimbangkan dominasi Prancis dan Jerman dalam pengambilan keputusan Uni Eropa.
Perubahan Dinamika Politik di Uni Eropa
Brexit menyebabkan pergeseran kekuatan dalam Uni Eropa. Tanpa Inggris, keseimbangan antara negara-negara “utara” yang pro-pasar dan “selatan” yang cenderung mendukung integrasi fiskal lebih lanjut menjadi goyah. Belanda kini lebih sering diposisikan sebagai suara kritis terhadap beberapa kebijakan ekonomi Uni Eropa, terutama terkait anggaran dan paket pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Dalam beberapa kesempatan, Belanda bersama Austria, Denmark, dan Swedia—kelompok yang dijuluki sebagai “Frugal Four”—mengkritisi pengeluaran besar-besaran yang diusulkan dalam kerangka pemulihan ekonomi Uni Eropa. Sikap ini kadang-kadang menempatkan Belanda dalam posisi konfrontatif dengan negara-negara anggota yang lebih besar dan lebih berpengaruh, seperti Prancis dan Jerman.
Tantangan Internal dan Eksternal
Di dalam negeri, sikap Belanda terhadap Uni Eropa juga menjadi isu yang semakin kompleks. Secara eksternal, Belanda juga harus menyesuaikan kebijakan luar negerinya untuk memperkuat posisi dalam Uni Eropa pasca-Brexit.
Adaptasi dan Strategi Baru
Untuk tetap relevan di kancah Eropa, Belanda mulai mengadopsi pendekatan yang lebih proaktif dan pragmatis. Pemerintah Belanda meningkatkan diplomasi multilateral dan memperkuat posisi dalam isu-isu seperti digitalisasi, transisi energi, dan kebijakan pertanian yang berkelanjutan.